2016
19 januari
Gunung meletus
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di
dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gasyang bertekanan tinggi.
Secara geografis Indonesia terletak diantara dua samudra (pasifik dan
hindia) dan dua benua (Asia dan Australia). Selain itu Indonesia
terlatak diatas pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu lempeng Eurasia,
lempeng Indoaustralia dan lempeng pasifik. Pertemuan dari tiga lempeng
bumi diatas menyebabkan terjadinya aktivitas magma di dalam bumi, hal
ini yang menyebabkan mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung berapi.
Dibumi ini terdapat dua jalur gunung api/sabuk api (ring of fire),
yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang kedanya melewati
Indonesia.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan
suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan
magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang
membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau
lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.
A. Berbagai Tipe Gunung Berapi
Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)
Gunung berapi perisai (shield volcano)
Gunung berapi maar
Gunung berapi perisai (shield volcano)
Gunung berapi maar
B.Ciri-ciri gunung berapi akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:
Suhu di sekitar gunung naik.
Mata air menjadi kering
Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
Tumbuhan di sekitar gunung layu
Binatang di sekitar gunung bermigrasi
C. Hasil letusan gunung berapi
Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut
antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen
Sulfida (H2S), Sulfur dioksida(S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat
membahayakan manusia.
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam
Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti
aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya.
Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material
lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi
letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan
dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa
menganggu pernapasan.
Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam
gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik
padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat
mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan,
leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.
D. Persiapan menghadapi Letusan gunung Berapi
- mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi
- membuat perencanaan penanganan bencana
- mempersiapkan pengungsian jika diperlukan
- mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan)Jika terjadi Letusan gunung Berapi
- Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar
- Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas
- Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan
- Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya
- Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya
- Jangan memakai lensa kontak
- Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung
- Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
- Setelah terjadinya Letusan Gunung Berapi
- Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
- Bersihkan atap dari timbunan Abu, karena beratnya bisa merusak ataun meruntuhkan atap bangunan
- Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling hingga pengapian.
E. Bahaya Letusan Gunung Api:
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu :
Bahaya Utama (Primer)
Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan
(segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan
merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung
awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara 300 -
700? Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, > 70 km/jam
(tergantung kemiringan lereng).
Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung.
Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa
mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi (>200?C),
ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga mampu
membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim juga
disebut sebagai "bom vulkanik".
Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung.
Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan
angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantung dari arah
angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya
bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuh-tumbuhan
dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga mampu
mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan
kental dan bersuhu tinggi, antara 700 - 1200?C. Karena cair, maka lava
umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya.
Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan
daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab
gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang
terdapat di daerah gunung api. Gas utama yang biasanya muncul adalah
CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap menyebabkan kematian adalah gas
CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik letusan gas beracun
adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai,
dan Gunung Api Papandayan.
Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat
letusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besar
untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang
tsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang yang
terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatau
tahun 1883.
Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah
proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi
penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian
atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan
terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah
sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.
F.Upaya penanggulangan Letusan Gunung Api Oleh Pemerintah
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat
pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke
kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di
Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan
Gunung berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi
peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan
dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi,
melakukan pemeriksaan secara terpadu.
Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan
jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah
penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan
Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan
dokumen lainya.
Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah
serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk
sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan
penyuluhan langsung kepada masyarakat.
G.Keuntungan Gunung Api
- Ketika gunung meletus pasti akan mengeluarkan abu vulkanik yang sangat kaya dengan unsur hara sehingga tanah disekitar pegunungan menjadi lebih subur daripada tempat lain. Pertanian menjadi mata pencarian yang dapat mensejahterakan masyarakat sekitar gunung api.
- Bahan bangunan yang berupa pasir, batu, kerikil dan mineral lainnya banyak dihasilkan ketika terjadi letusan gunung api. Bahan bangunan itu bisa digunakan untuk pembangunan prasarana untuk masyarakat, misalnya: gedung sekolah, jalan, jembatan dan lain-lain.
- Gunung api juga menghasilkan mineral yang sangat berguna bagi kehidupan.
- Secara geografis, gunung berapi juga menghasilkan dataran tinggi yang sering mendatangkan hujan orografis sehingga menghasilkan banyak air bagi kehidupan disekitar gunung api.
- Dengan dataran tinggi yang subur dan indah dapat dimanfaatkan untuk tempat pariwisata bagi wisatawan yang ingin menikmati segarnya udara pegunungan dan dapat menghilangkan kejenuhan selama beraktifitas.
H. Kerugian dari gunung api
Secara umum memang gunung berapi memang merugikan karena:
- Ketika gunung meletus akan akan mengeluarkan awan panas, misalnya masyarakat sekitar gunung merapi menyebutnya "wedus gembel"
- Letusan gunung berapi juga menghasilkan lava pijar yang sangat berbahaya.
- Lahar dingin juga berbahaya, lahar ini dihasilkan dari lava yang bercampur dengan air hujan.
- Gunung api juga menghasilkan daerah bayangan hujan. Daerah ini jarang terjadi hujan dan kering sehingga sulit dijadikan lahan pertanian.
- Abu vulkanik yang membumbung ke atas bisa menyebabkan terganggunya penerbangan pesawat.
- Untuk skala kecil, kejadian gunung meletus juga menghasilkan gelombang tsunami. Misalnya letusan gunung krakatau di selat sunda.
I. Klasifikasi gunung berapi di Indonesia
Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya.
- Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
- Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.
- Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.
J. Letusan-Letusan Yang pernah Terjadi di Indonesia
Gunung meletus bagi bangsa ini bukanlah sesuatu yang asing. Berabad
silam, letusan – letusan gunung berapi di negeri ini sudah pernah
terjadi.
Berikut beberapa letusan gunung berapi yang sangat besar yang terjadi di Indonesia.
Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari 15.000
jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari
10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat
secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah
letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir
lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelut tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1
Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat
aktivitasnya. Pola ini membawa maternity ahli gunung api pada siklus 15
tahunan bagi letusan gunung ini.
2. Gunung Merapi
Gunung
Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian
selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng
Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di
daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000
tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya
menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar
sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar
antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar
pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi
abu.
Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan M ataram Kuno harus
berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa
dan menewaskan 1400 orang.
3. Gunung Galunggung
Gunung
Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-tanda
awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana expose Cikunir
menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa
expose keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam
kawah.
Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan
hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta
lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran
sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa,
dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari
puncak gunung.
Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan mas ih aktif, dengan
sebuah kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap
dan abu. Iranian kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun
didalamnya terdapat kawah besar.
Dari puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak Gunung Rinjani
di pulau Lombok, meskipun kedua gunung sering tertutup awan. Pada
tanggal 18 Februari 1963, penduduk setempat mendengar ledakan keras dan
melihat awan naik dari kawah Gunung Agung.
Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng utara
gunung, akhirnya perjalanan 7 km dalam 20 hari mendatang. Pada tanggal
17 Maret, gunung berapi meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke
udara dan menghasilkan aliran piroklastik yang besar.
Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang.
Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang
menewaskan 200 penduduk lain.
Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat
Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada
satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena
letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.
Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan wave yang diakibatkannya
menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004,
wave ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara
letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, state dan Pulau Rodrigues
dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai
30.000 kali bom corpuscle yang diledakkan di Hiroshima dan metropolis di
akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatoa menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap
selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer.
Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak
di langit Norwegia hingga New York.
Ledakan Krakatoa ini seben arnya masih kalah dibandingkan dengan letusan
Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia
Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus
jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit.
Sementara ketika Gunung Krakatoa meletus, populasi manusia sudah cukup
padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan,
dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatoa adalah bencana besar pertama di
dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya
belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi
saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar