MAKALAH GEMPA BUMI
|
|
|
|
|
|
|
|
PENGERTIAN GEMPA BUMI
Gempa bumi merupakan peristiwa alam yang ditandai dengan
berguncangnya bumi secara tiba-tiba. Gempa bumi dapat menimbulkan bencana yang
cukup parah bagi wilayah-wilayah yang mengalaminya. Gempa bumi yang besar dapat
mengguncang tanah permukaan bumi dengan hebat, bahkan retak yang timbul
dipermukaan dapat membuat mobil dan motor terperosok kedalamnya. Banyak rumah
dan bangunan besar lainnya yang menjadi rusak. Gempa bumi ini berbahaya,
apalagi jika terjadi pada malam hari ketika orang-orang sedang tertidur lelap.
Tentu saja akan menyebabkan korban jiwa.
Gempa bumi terjadi begitu cepat. Getaran pertama (± 2 menit) dapat
menimbulkan kerusakan paling banyak. Gempa bumi yang besar datang tiba-tiba
dapat menghancurkan apa saja yang ada dipermukaan bumi ini. Tidak terkecuali
bangunan, pepohonan, binatang dan juga manusia.
Gempa bumi terjadi pada retakan dalam kerak bumi yang disebut patahan.
Patahan terbentuk karena batuan rapuh dan pecahan yang disebabkan oleh tekanan
besar (meregang, menekan, atau memilin) yang mendesaknya tekanan yang timbul
didaerah kerak ini disebabkan oleh gerakan perlahan-lahan lempeng-lempeng bumi.
Gempa bumi terjadi ketika tekanan telah semakin meningkat didaerah batuan
sampai pada tingkat tertentu sehingga terjadi pergerakan mendadak. Pergerakan
ini dapat menciptakan patahan baru ketika batuan pecahan pada titik terlemah
atau pergerakan menyebabkan batuan menggelincir disepanjang patahan yang ada.
Ketika ini terjadi, sejumlah besar energi dilepaskan bersamaan dengan
dilepasnya tekanan.
Energi yang
dilepaskan menyebabkan batuan disekitarnya bergetar, sehingga terjadi gempa
bumi.
Fenomena alam gempa bumi ini dapat meluluhlantahkan daerah dengan
menimbulkan kerugian harta benda dan menelan korban yang tidak sedikit
jumlahnya. Untuk mencegah terjadinya gempa bumi sebagai fenomena alam memang
mustahil, namun paling tidak kita harus berupaya mengurangi dampak yang
ditimbulkannya. Untuk mengurangi dan meredam timbulnya korban dan kerugian
harta benda akibat fenomena alam yang berasal dari proses geologi yang
menyebabkan terjadinya gempa bumi, perlu dilakukan upaya mitigasi.
Mitigasi adalah suatu tindakan yang dilakukan sebelum munculnya suatu benda
(tindakan-tindakan prabencana) yang meliputi kesiapan dan tindakan-tindakan
pengurangnan dampak yang ditimbulkan.
|
BAB I
PENDAHULUAN
Bencana alam selalu menyisikan duka dan kerugian bagi masyarakat, termasuk
kehilangan orang-orang yang kita sayangi. Bencana alam yang terjadi tidak
sepenuhnya menjadi otoritas Tuhan, tetapi terdapat juga bencana-bencana alam
yang disebabkan oleh ulah manusia. Manusia membakar hutan, membuat hutan beton
diatas resapan air, hutan ditebang dan digunduli secara tidak terkendali,
ekosistem laut musnah dengan cara di bom, adalah contoh serentetan perilaku
manusia yang dapat menjadi pemicu terjadinya bencana alam.
Salah satu bencana alam yang disebabkan perilaku buruk manusia terhadap
alam adalah bencana gema bumi (seisme). Bencana alam gempa bumi ini biasanya
terjadi tiba-tiba dan sulit diprediksi atau diramalkan sebelumnya. Tiba-tiba
bumi bergetar dengan skala ringan sampai skala besar. Gempa bumi terjadi karena
lempengan dan patahan bumi biasanya mengalami pergeseran (gempa tektonik) atau
disebabkan adanya letusan atau tenaga dari dalam bumi (magma) yang menggetarkan
permukaan bumi (gempa vulkanik).
Wilayah indonesia termasuk salah satu wilayah didunia yang paling rentan
terjadinya gempa bumi dalam beberapa tahun terakhir, kita mengetahui terjadinya
berbagai genpa bumi yang melanda berbagai daerah di indonesia, seperti di Niasm
Sumatra Barat, Yogyakarta dan Jawa Barat bagian selatan (Tasikmalaya, Ciamis,
Cianjur, Sukabumi)
Di dalam makalah yang berjudul PROSES TERJADINYA GEMPA BUMI DAN UPAYA
MITIGASI GEMPA BUMI ini, penulis menjelaskan tentang terjadinya gempa bumi,
penyebab terjadinya gempa bumi, sampai bagaimana cara mengatasi gempa bumi.
Diharapkan dengan hadirnya makalah ini dapat menggugah kesadaran manusia
akan arti pentingnya perlidungan/ pemeliharaan alam dan dapat mendorong
masyarakat untuk lebih terlibat dalam proses pengulangan kerusakan alam. Kerusakan
alam yang mengakibatkan timbulnya berbagai bencana alam yang kerapkali melanda
negara kita harus terus-menerus dievaluasi dan menjadi pelajaran bagi kita
semua yang selama ini telah mengabaikam alam, tempat kita hidup dan pijak
Gerakan peduli terhadap alam dan
lingkungan, ,mutlak perlu terus dilakukan agar bumi ini terselamatkan dari
bencana alam yang dahsyat lagi.
|
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tipe-Tipe Gempa
Bumi dan Proses Terjadinya
Gempa bumi atau seisme adalah getaran pada permukaan bumi yang disebabkan
oleh tenaga dari dalam bumi. Menurut para ahli seismologi, terjadinya gempa
bumi dapat dibedakan atas 3 macam yaitu, gempa vulkanik, gempa runtuhan, dan
gempa tektonik.
1.
Pengertian dan
Proses Terjadinya Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik yaitu gempa bumi sebagai akibat letusan gunung api. Gunung
api yang akan meletus selalu diiringi dengan gempa yang menggetarkan permukaan
bumi disekitarnya, hal ini disebabkan oleh pergerakan magma yang akan keluar
dari perut bumi ketika gunung akan meletus. Ketika magma bergerak kepermukaan
gunung api, ia akan bergerak dan memecahkan bebatuan gunung api. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya getaran yang cukup kuat dan berkepanjangan sehingga
menimbulkan gempa bumi.
Gempa vulkanik yaitu gempa bumi sebagai akibat letusan gunung api. Gunung
api yang akan meletus selalu diiringi dengan gempa yang menggetarkan permukaan
bumi disekitarnya, hal ini disebabkan oleh pergerakan magma yang akan keluar
dari perut bumi ketika gunung akan meletus. Ketika magma bergerak kepermukaan
gunung api, ia akan bergerak dan memecahkan bebatuan gunung api. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya getaran yang cukup kuat dan berkepanjangan sehingga
menimbulkan gempa bumi.
Disamping akibat dari tumbukan antara magma dengan dinding-dinding gunung
api, gempa vulkanik juga dapat disebabkan oleh tekanan gas pada letusan yang
sangat kuat dan perpindahan magma didalam dapur magma. Pada umumya getaran yang
kuat hanya ada disekitar gunung api itu saja. Gempa vulkanik terjadi sebelum
dan selama letusan gunung api terjadi. Gempa vulkanik hanya sekitar 7% dari
jumlah gempa yang terjadi didunia.
2. Pengertian dan Proses Terjadinya
Gempa Reruntuhan
Gempa runtuhan disebut juga tanah terban. Gempa ini terjadi di daerah yang
terdapat banyak rongga-rongga dibawah tanah, seperti :
a. Daerah kapur yang banyak terdapat sungai atau gua dibawah tanah
tidak dapat menahan menahan atap gua
b. Daerah pertambangan yang banyak terdapat rongga-rongga dibawah tanah untuk
mengambil bahan tambang. Gempa runtuhan atau tanah terban ini jarang terjadi.
3. Pengertian dan
Proses Terjadinya Tektonik
Sampai saat ini yang dianggap sebagi fenomena alam gempa bumi yangs
ebenarnya adalah gempa tektonik.
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena adanya pergeseran
antara lempeng-lempeng tektonik yang berada jauh dibawah kulit permukaan bumi.
Pergeseran lempeng-lempeng tektonik itu menimbulkan energi yang luar biasa
besarnya, sehingga menimbulkan goncangan yang dapat kita rasakan dipermukaan
bumi.
B. Skala Kekuatan
Gempa Bumi
Pada setiap peristiwa gempa bumi yang terjadi, tentu kita
pernah mendengar istilah skala richter. Semakin besar kekuatan gempa
(magnitudo), semakin besar pula kekuatan gempa yang terjadi. Ukuran skala gempa
(magnitudo) berdasarkan yang dibuat richter dapat kita lihat pada tabel
berikut.
Skala Richter
No
|
Magnitudo
|
Ciri-Ciri/ Alibat
|
1
|
2,0 – 3,4
|
Tidak dapat dirasakan oleh manusia,
tetapi dapat direkam oleh seismograf
|
2
|
3,5 – 4,2
|
Hanya dapat dirasakan oleh sebagian
kecil orang
|
3
|
4,3 – 4,8
|
Getaran dapat dirasakan oleh banyak
orang
|
4
|
4,9 – 5,4
|
Dapat dirasakan oleh semua orang
|
5
|
5,5 – 6,1
|
Terdapat sejumlah kecil bangunan yang
rusak
|
6
|
6,2 – 6,9
|
Bangunan banyak yang rusak
|
7
|
7,0 – 7,9
|
Kerusakan bangunan lebih besar,
bangunan runtuh, rel KA bengkok
|
8
|
7,4 – 7,9
|
Terjadi kerusakan yang hebat
|
9
|
> 8,0
|
Terjadi kerusakan total, semua
bangunan runtuh, peristiwanya tergolong bencana besar
|
Gempa bumi terkuat yang pernah terjadi sepanjang sejarah manusia adalh gempa
bumi di chile, yang terjadi pada tahun 1960 dengan kekuatan 9.5 skala richter.
Sementara gempa bumi diwilayah Indonesia yang tergolong besar pernah terjadi di
Aceh yang menimbulkan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 berkekuatan 8,9
skala Richter, gempa di kepulauan Nias pada tanggal 28 mei 2005 berkekuatan 8,7
skala Richter, dan gempa bumi Yogyakarta mei 2006 dengan kekuatamn 5,9 skal
Richter.
Sebenarnya skala yang dibuat oleh Richter bukan satu-satunya ukuran yang
digunakan untukmengetahui kekuatan gempa. Disamping skala kekuatan gempa
(magnitudo) yang dibuat Richter, ada skala lain yang bernama skala Intensitas.
Ukuran skala intensitas ini didasarkan pada getaran yang tersisa dipermukaan bumi, misalnya dari akibat gempa itu sendiri terhadap manusia dan alam sekitarnya. Skala intensitas ini disebut juga skala kekuatan relatif. Skala kekuatan relatif disusun oleh Mercalli dan Cancani terdiri dari tingkat atau intensitas I sampai dengan VII. Namun Van Bemmelen membuat penyesuaian pengukuran yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
C.
Pembagian Gempa Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
Disamping skala kekuatan gempa berdasarkan intensitasnya, perlu kita
ketahui kekuatan gempa disatu daerah selain di pengaruhi oleh jaraknya dari
pusat gempa diatas itu sendiri dan kedalaman pusat gempa di dalam bumi
(hiposentum). Makin dangkal hiposentrumnya, makin kuat gempa yang dirasakan
dipermukaan bumi. Oleh karena itu berdasarkan kedalam hiposentrumnya gempa bumi
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Gempa dangkal,
dengan kedalaman hiposentrumnya kurang dari 60 Km
2.
Gempa menengah,
dengan kedalaman hiposentrumnya antara 60-300 Km.
3.
Gempa dalam,
dengan kedalaman hiposentrumnya lebih dari 300 Km.
D.
Kerusakan-kerusakan Yang Terjadi Akibat Gempa Bumi
Peristiwa-peristiwa bencana bumi selalu menimbulkan kerugian, baik berupa
kerusakan infrastruktur, maupun korban jiwa. Dari catatan sejarah gempa bumi
yang pernah terjadi di sleuruh dunia sejak 4.000 tahun yang lalu hingga kini,
telah memakan korban jiwa lebih dari 13 juta orang. Sedangkan kerusakan-kerusakan
yang umumnya terjadi sebagai gempa bumi antara lain :
1.
Kerusakan jalan
karena terjadi keretakan, patah, terpotong, mengalami keamblasan, longsor
dipinggir jalan, aspal terkelupas dan sebagainya.
2.
Kerusakan
jembatan akibat terpotongnya konstruksi jembatan dengan jalan. Jalan yang
menghubungkan jembatan mengalami ambles, konstruksi jembaran rusak (patah,
bengkok, miring, putus), pondasi jembatan ambles kedalam tanah, dll.
3.
Kerusakan
bangunan dipusat perekonomian dan pemerintahan seperti perkotaan, pusat
perdagangan dan perkantoran. Bangunan-bangunan hancur berantakan akibat
guncangan gempa.
4.
Turun atau
amblesnya permukaan tanah hingga mengakibatkan permukaan tanah tersebut lebih
rendah dari permukaan air laut dan menjadi tergenang oleh air laut. Contoh
fenomena ini adalah guncangan gempa bumi di pulau Nias pada tanggal 28 Maret
2005 yang menyebabkan Desa Bozihena turun kurang lebih dari 1 meter.
Selain kerusakan fisik dan banyaknya korban jiwa, pengaruh khusus lainnya
yang merugikan sebagai akibat dari gempa bumi, antara lain :
1.
Menimbulkan
dampak terhadap kesehatan umum : luka karena retak tulang merupakan masalah
yang menyebar secara luas. Rusaknya kondisi-kondisi sanitas yang mengakibatkan
terjadinya wabah penyakit.
2.
Tidak
tersedianya cadangan air : kemungkinan terjadinya masalah serius yang
disebabkan karena rusaknya sistem-sistem air, pencemaran air sumber mata air
yang terbuka, dan perubahan skema air.
E.
Faktor-fakor yang mempengaruhi Besarnya kerusakan dan Banyaknya Korban
Akibat Gempa
Banyaknya korban jiwa yang diakibatkan gempa bumi terjadi karena
pusat-pusat kepadatan diperkotaan besar dan daerah industri. Kebanyakan terjadi
akibat dari besarnya getaran yang menyebabkan runtuh Nya bangunan dengan
struktur yang lemah.
Faktor lain yang mempengaruhi kerusakan akibat gempa adalah lokasi,
misalnya longsoran, batuan/tanah yang mengembang, struktur geologi, goncangan
air didanau/waduk, patahan dan likuifaksi. Gempa yang besar ini dapat
menimbulkan terjadinya longsoran, retakan, patahan, likuifaksi, serta tsunami
yang dahsyat pula dan banyak memakan korban.
Disamping faktor-faktor yang disebutkan diatas, banyaknya kerusakan dan
kerugian akibat gempa juga ditentukan oleh beberapa hal berikut ini :
1.
Skala atau
magnitudo gempa
2.
Durasi dan
kekuatan getaran
3.
Jarak dan
sumber gempa terhadap perkotaan.
4.
Kedalaman
sumber gempa.
5.
Kualitas tanah
dan bangunan
6.
Lokasi bangunan
terhadap perbukitan dan pantai
F.
Upaya Dalam Mitigasi Gempa Bumi
Untuk mengurangi dan meredam korban dan kerugian harta benda akibat
fenomena alam yang berasal dari proses geologi yang menyebabkan terjadinya
gempa bumi, perlu dilakukan upaya Mitigasi. Mitigasi adalah istilah gabungan
yang digunakan untuk semua tindakan yang dilakukan sebelum munculnya suatu
bencana (tindakan-tindakan pra-bencana) yang meliputi kesiapan, dan
tindakan-tindakan pengurangan resiko.
G.
Penanggulangan Sesudah Terjadi Bencana Gempa Bumi
Dalam tahapan penanggulangan bencana, pemulihan merupakan salah satu
komponen penting setelah terjadinya bencana. Sesudah bencana terjadi, biasanya
korban perlu ditangani dengan cepat.
Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan
pada tahap pemulihan bencana gempa, adalah sebagai berikut :
1)
Melakukan
evakuasi dan mendirikan tenda-tenta pengungsian bagi korban.
2)
Melakukan
penyelamatan
3)
Menyediakan
bantuan medis
4)
Menyediakan
MCK, air minum dan makanan
5)
Menyediakan
pendidikan darurat
6)
Melakukan upaya
pemulihan psikologis para korban
7)
Memperbaiki dan
membanun kembali gedung, sarana dan failitas lainnya.
|
BAB III
SIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat mengemukakan
simpulan sebagai berikut :
- Gempa bumi adalah getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi. Gempa bumi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu gempa Vulkanik, gempa runtuhan dan gempa tektonik.
- Skala untuk mengukur kekuatan gempa (Magnitudo) adalah Skala Richter. Skala yang dibuat oleh Richter bukan satu-satunya ukuran yang digunaakn untuk mengetahui kekuatan gempa. Disamping skala kekuatan gempa yang dibuat Richterm ada skala yang bernama skala intensitas.
- Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi dpat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Gempa dangkal,
dengan kedalam hiposentrumnya <60 km="" span="">
2.
Gempa menengah,
dengan kedalaman hiposentrumnya antara 60-300 Km.
3.
Gempa dalam,
dengan kedalaman hiposentrumnya > 300 Km
- Kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi bukan hanya kerusakan fisik saja, tetapi juga menimbulkan dampak terhadap kesehatan umum misalnya luka karena retak tulang dan terjadinya wabah penyakit
- Faktor yang mempengaruhi kerusakan akibat gempa bumi adala lokasi, misalnya longsoran, batuan/tanah yang mengembang, struktur geologi, goncangan air danau/waduk, patahan dan likuifaksi.
f.
Mitigasi adalah istilah gabungan yang
digunakan untuk semua tindakan yang dilakukan sebelum
munculnya suatu bencana (tindakan-tindakan pra-bencana) yang meliputi kesiapan
dan tindakan-tindakan penanggulangan resiko.
- Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan pada tahap pemulihan bencana gempa bumi adalah sebagai berikut :
1.
Melakukan
evakuasi dan mendirikan tenda-tenda pengungsian bagi korban
2.
Melakukan
penyelamatan
3.
Menyediakan
bantuan medis
4.
Menyediakan
MCK, air minum dan makan
5.
Menyediakan
upaya pemulihan psikologis para korban
6.
Menyediakan
pendidikan darurat
7.
Memperbaiki dan
membanun kembali gedung, sarana dan fasilitas lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar